LG Lanjutkan Megaproyek Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Rp142 Triliun di Indonesia : Okezone Economy

Berita423 Dilihat

JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa megaproyek kerjasama pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan LG Konsorsium dilanjutkan.

Kepastian didapat setelah Menteri Bahlil melakukan pertemuan dengan Chief Executive Officer (CEO) LG Energy Solution Young Soo Kwon. Pertemuan dilaksanakan di kantor Kementerian Investasi/BKPM .

Turut hadir dalam pertemuan tersebut Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto, Direktur Utama PT Antam Nico Kanter, dan Direktur Utama Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho dan seluruh perwakilan tingkat eksekutif di konsorsium LG.

Bahlil mengungkapkan, LG sepakat dan berkomitmen untuk melanjutkan proyek grand package kerja sama ini setelah sempat terkendala setelah diterbitkannya aturan Inflation Reduction Act (IRA) di Amerika Serikat yang mempengaruhi rantai pasok bahan baku baterai kendaraan listrik dunia.

Keputusan untuk melanjutkan proyek itu menurutnya menunjukkan konsensus dan keinginan untuk mencapai tujuan bersama antara pemerintah Indonesia dengan LG Konsorsium dalam rangka hilirisasi sumber daya alam, peningkatan nilai tambah bagi perekonomian Indonesia dan penciptaan lapangan kerja.

Selain itu, Menteri Bahlil juga mengungkapkan bahwa pemerintah akan sigap membantu percepatan realisasi investasi proyek.

“Kementerian Investasi berkomitmen terus mengawal proses perizinan dan kemudahan investasi LG di Indonesia agar cepat terealisasi dan memberikan manfaat khususnya kedua negara Indonesia dan Korea. Proyek ini merupakan proyek yang digagas hasil pertemuan kedua kepala negara Indonesia dan Korea sejak tahun 2019 yang lalu,” ungkap Bahlil dalam keterangan tertulis, Jumat (4/8/2023).

Sementara itu, CEO LG Energy Solution Young Soo Kwon menyampaikan apresiasi terhadap pemerintah Indonesia dan BUMN yang terus memberikan dukungannya bagi mega proyek tersebut.

Baca Juga  Hasil Final FIBA Womens Asia Cup 2023: Timnas Indonesia Juara, Ukir Sejarah Tembus Divisi A! : Okezone Sports

Kwon menyampaikan bahwa saat ini, konsorsium siap melanjutkan diskusi pendirian perusahaan yang diharapkan mendapatkan persetujuan dari dewan direksi masing-masing anggota konsorsium sehingga dimungkinkan konstruksi pada tahun ini.

Baca Juga: Bertabur Hiburan dan Edukasi Keuangan, Pesta Rakyat Simpedes 2023 Siap Menyapa Warga Bandung


Follow Berita Okezone di Google News


“Tanpa dukungan pemerintah sangat mustahil untuk bisa mencapai kesepakatan untuk memulai realisasi, saat ini LG telah menyelesaikan hal yang tersulit dalam negosiasi antar konsorsium yaitu penentuan pemegang saham di perusahaan patungan di setiap rantai pasok,” ujarnya

“Setelah tercapainya kesepakatan di struktur saham, LG konsorsium yakin negosiasi akan jauh lebih mudah dan menargetkan untuk memulai konstruksi pabrik katoda di tahun 2023,” sambung Kwon.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Antam Nico Kanter mengungkapkan, pihaknya terus berkomitmen untuk melakukan upaya terbaik dan akan berusaha mengakomodasi kebutuhan dari proyek ini. Salah satu kunci utama dalam mewujudkan kesuksesan mega proyek ini adalah kolaborasi dan komunikasi yang baik dari semua pihak.

“Antam dan seluruh konsorsium BUMN yang terlibat dalam proyek pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik (grand package) LG, memiliki komitmen yang sama untuk melakukan percepatan dan siap bernegosiasi untuk memberikan keuntungan bagi kedua pihak,” ucap Nico.

Sebagai informasi, mega proyek ini senilai USD9,8 miliar atau Rp142 triliun. Ini merupakan proyek kerjasama antara konsorsium LG dan konsorsium BUMN IBC, yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, Huayou, LX International, Posco Future M, Antam dan IBC.

Langkah awal proyek ini dimulai dari pembangunan pabrik sel baterai di Karawang dengan total investasi sebesar USD1,1 miliar di mana pabrik tersebut akan memproduksi secara komersial sel baterai sebanyak 10 GWh pada April 2024.

Baca Juga  Tewasnya Siswa SD Petukangan Utara Harus jadi Evaluasi Desain Sekolah Ramah Anak

Selanjutnya investasi megaproyek akan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik smelter, prekursor dan katoda, serta kerja sama pertambangan yang saat ini dimiliki ANTAM di Buli, Halmahera.

Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.

Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *